Tokoh dan Teori Sosiologi Lingkungan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, dalam pembelajaran ilmu sosiologi, pelajaran sosiologi lingkungan merupakan sebuah pelajaran baru, sehingga memungkinkan dari kita banyak yang belum mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi tokoh yang mengkaji mengenai lingkungan diantaranya adalah:
1. Anthony giddens
1. Anthony giddens
- Menciptakan Resiko
Dalam hal ini giddens mengatakan bahwa masyarakat merupakan mahkluk yang produktif dengan berbagai macam ciptaan yang dia hasilkan tanpa sadar dalam tingkatan yang besar telah diciptakan oleh masyarakat modern. Secara spesifik, industri dan efek-efeknya sedang menghasilkan suatu deretan luas dampak-dampak berbahaya bahkan mematikan bagi masyarakat dan sebagai hasil yang digunkan untuk dunia secara keseluruhan.
Contoh bom atom, mesin pabrik, persenjataan perang tanpa mekere pahami bahwa itu semua adalah alat-alat yang memiliki resiko buruk untuk umat manusia itu sendiri dan lingkungannya akan mengalami kerusakan yang sangat buruk.
Contoh bom atom, mesin pabrik, persenjataan perang tanpa mekere pahami bahwa itu semua adalah alat-alat yang memiliki resiko buruk untuk umat manusia itu sendiri dan lingkungannya akan mengalami kerusakan yang sangat buruk.
2. George Simmel
- Tragedi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil cipta karya manusia yang terus-menerus diciptakan jumlahnya baik itu berupa barang ataupun kebiasaan yang telah menyatu dengan masyarakat.
Adapaun Masyarakat modern merupakan spesialisasi dalam menciptakan komponen budaya, namun disaat yang sama manusia kehilangan kemanpuan untuk memgendalikan hasil budaya tersebut, ketika kebudayaan objektif berkembang kebudayaan individual semakin berhenti. Itu dikarenakan kemampuan manusia dalam mengelola tidak dibangeri dengan peatnya cipta karya manusia sehingga menyebabkan timpang tindih.
Adapaun Masyarakat modern merupakan spesialisasi dalam menciptakan komponen budaya, namun disaat yang sama manusia kehilangan kemanpuan untuk memgendalikan hasil budaya tersebut, ketika kebudayaan objektif berkembang kebudayaan individual semakin berhenti. Itu dikarenakan kemampuan manusia dalam mengelola tidak dibangeri dengan peatnya cipta karya manusia sehingga menyebabkan timpang tindih.
Contoh: hasil pabrik industri yang semakin pesat seperti kendaraan mobil, motor, sampah plastik, pencemaran akibat limbah pabrik, Yang dibuat dalam jumlah ratusan ribu dan digunakan oleh manusia tanpa menekan jumlah produksinya sehingga dapat memberi kerusakan pada lingkungan, karena ketidak mampuan masyarakat dalam mengendalikan itu semua. Seperti polusi udara, polusi cahaya, polusi sampah plastik dll.
3. Talcot Parson ( fungsionalisme struktural) A,G,I,L
- Adaptacion, Adaptasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan.
- Goal attainment. Pencapaian tujuan.
- Integration (mengatur antar bagian yang menjadi kompenen-kompenenya)
- Latency (pemeliharaan pola)
Dalam teori ini dapat kita temukan bahwa masyarakat dalam kehidupannya akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya dengan pola pikirnya untuk mempertahankan status kehidupan serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari adaptasi maka masyarakat itu memiliki tujuan, baik untuk menghasilkan karya berupa barang ataupun jasa setiap makhluk hidup pasti memiliki tujuan, baik itu tujuan secara berkelompok ataupun secara individu.
Sebagai suatu komponen masyarakat memiliki fungsi yang saling bertimbal balik satu sama lain, meski pernaan dan kebiasaan mereka berbeda namun secara kelompok masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain.
Contoh: dalam pembangunan industri kayu, maka sebuah perusahaan harus beradaptasi dengan lingkungan yang sekitarnya memilki jumlah kayu yang banyak. Maka selanjutnya adalah tujuan dari adanya pabrik kayu adalah melakukan pemotongan hutan dengan tujuan untuk memproduksi kayu dalam jumlah besar, kemudian pada integrasi, mengatur antara pabrik kayu dan hutan dalam mendapatkan jumlah pasokan kayu yang cukup, terakhir latency, pemeliharaan pola, namun pada hal ini banyak perusahaan yang hanya mengambil hasil dari hutan dan tidak melakukan penanaman uang hutan sehingga dampaknya adalah kerusakan lingkungan dengan gundulnya hutan.
Dari adaptasi maka masyarakat itu memiliki tujuan, baik untuk menghasilkan karya berupa barang ataupun jasa setiap makhluk hidup pasti memiliki tujuan, baik itu tujuan secara berkelompok ataupun secara individu.
Sebagai suatu komponen masyarakat memiliki fungsi yang saling bertimbal balik satu sama lain, meski pernaan dan kebiasaan mereka berbeda namun secara kelompok masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain.
Contoh: dalam pembangunan industri kayu, maka sebuah perusahaan harus beradaptasi dengan lingkungan yang sekitarnya memilki jumlah kayu yang banyak. Maka selanjutnya adalah tujuan dari adanya pabrik kayu adalah melakukan pemotongan hutan dengan tujuan untuk memproduksi kayu dalam jumlah besar, kemudian pada integrasi, mengatur antara pabrik kayu dan hutan dalam mendapatkan jumlah pasokan kayu yang cukup, terakhir latency, pemeliharaan pola, namun pada hal ini banyak perusahaan yang hanya mengambil hasil dari hutan dan tidak melakukan penanaman uang hutan sehingga dampaknya adalah kerusakan lingkungan dengan gundulnya hutan.
- Masyarakat Konsumsi
Kapitalisme merupakan golongan masyarakat tingkat atas dengan kepemilikan barang dan Modal untuk mengendalikan masyarakat kelas menengah kebawah agar bekerja untuk para kaum pemilik modal.
Dalam hal ini sebagai masyarakat konsumsi dapat dilihat bahwa para pemilik modal melakukan pembangunan pabrik untuk menghasilkan barang dengan mempekerjakan kaum menengah kebawah sebagai pekerja di perusahaannya.
kapitalisme banyak menawarkan kemudahan dengan janji memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehinga membuat komunitas kapitalis menciptkan produk-produk dengan berbagai macam sebagai pemenuh kebutuhan dan memamanjakan manusia, sehingga jual beli di masyarakat tetap terjadi.
Contoh mie instan, AC, air kemasan, namun dampak dari keinstanan yang dibuat oleh kapitalisme adalah sampah yang semakin lama semakin menumpuk, itu dikarenakan tidak adanya pengelolaan limbah secara berkepanjangan.
5. Aguste comte
- Tahap Positivisme
Teori positivisme memandang bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi baik bencana ataupun pembangunan dari segi sumber daya manusia ataupun bentuk fisik karya manusia semuanya dapat dijelaskan secara ilmiah dan di uji kebenarannya.
Maka pada tahap ini semua gejala atau fenomena yang terjadi dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan, pengujian, dan dapat dibuktikan secara empiris. Contoh: sunami terjadi krena gempa bumi dasar laut, tanah longsor akibat penggundulan hutan, itu semua terjadi karena ada sebab dan akibatnya yang dapat dijelaskan kebenarannya.
Posting Komentar untuk "Tokoh dan Teori Sosiologi Lingkungan"